saya dan squid
Squid adalah tools multifungsi yang digunakan untuk proxy server dan web cache. Penjelasan sederhananya bahwa Squid mampu bekerja sebagai filter di dalam jaringan dan sekaligus mampu bekerja sebagai media penyimpanan konten yang di request berulang dari client, atau disebut dengan istilah caching , baik itu caching web content , caching DNS maupun caching jaringan lokal.
Pada saat client tertentu didalam suatu jaringan yang telah terintegrasi dengan server yang terinstall squid proxy , maka setiap melakukan request dari client ke arah internet akan di belokan terlebih dahulu malalui squid. Jika web tujuan ternyata pernah di akses sebelumnya dan sudah tersimpan pada server squid proxy,maka squid proxy akan langsung mendelivery paket-paket yang dibutuhkan dari server squid proxy itu sendiri dengan kecepatan transfer Local. Namun jika ternyata di server squid proxy belum menyimpan data-data content dari halaman web terntentu maka koneksi akan diteruskan ke alamat web tujuan dengan kecepatan sesuai bandwidth yang diberikan oleh ISP.
Demikianlah sekelumit pengantar tentang squid proxy, untuk info lebih lanjut dapat mengunjungi web resmi Squid di www.squid-cache.org atau di situs wikipedia.
Kali ini saya hanya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman saya menggunakan squid proxy dan perkenalan saya dengan si cumi-cumi handal ini.
Selama beberapa tahun terakhir saya memang konsen untuk mengembangkan dan belajar di bidang networking dan optimasi server. Sebagai seorang engineer tentu saya harus minimal mengerti dan memahami kebutuhan client dan permasalahan-permasalahanya, terutama di sisi Networking.
Sewaktu saya masih membantu di divisi Access Telkom Pontianak sebagai tenaga outsourcing, saya banyak menemukan laporan gangguan yang sebenarnya bukan berasal dari Telkom sebagai internet service provider. Melainkan kesalahan dari user sendiri. Mereka belum mengerti konsep bandwidth management , mereka belum mengerti kapasitas bandwidht yang diberikan sebenarnya sudah sesuai Quality of service namun user sendiri yang menggunakannya diluar kapasitas bandwidth yang diberikan. Disini, tentu saja saya tidak mengatakan anda salah Pak,inilah itulah dan sebagainya. Namun saya harus mampu memberi solusi. Salah satu solusinya dalah penggunaan Bandwidth Management yang baik dan Proxy server sebagai pendukung.
Setelah pelanggan-pelanggan Telkom tersebut merasakan manfaatnya , mereka tidak lagi mengeluh, terkecuali jika gangguan memang terjadi dari sisi ISP.
Sebagian besar client saya yang masih sering berkomunikasi dengan saya telah menggunakan proxy server dan merasakan manfaatnya. Proxy server ini dapat digunakan oleh siapa saja, terutama ISP - ISP kecil dengan kapasitas Bandwidth yang tidak terlalu besar, RTRW net , warnet dan perusahaan-perusahaan yang memerlukan keamanan berlapis.
Dilain waktu saya akan membagikan pengalaman dan beberapa config yang biasa saya terapkan di client , semoga diberi kekuatan untuk menuliskannya ,halah hehehe
Pada saat client tertentu didalam suatu jaringan yang telah terintegrasi dengan server yang terinstall squid proxy , maka setiap melakukan request dari client ke arah internet akan di belokan terlebih dahulu malalui squid. Jika web tujuan ternyata pernah di akses sebelumnya dan sudah tersimpan pada server squid proxy,maka squid proxy akan langsung mendelivery paket-paket yang dibutuhkan dari server squid proxy itu sendiri dengan kecepatan transfer Local. Namun jika ternyata di server squid proxy belum menyimpan data-data content dari halaman web terntentu maka koneksi akan diteruskan ke alamat web tujuan dengan kecepatan sesuai bandwidth yang diberikan oleh ISP.
Demikianlah sekelumit pengantar tentang squid proxy, untuk info lebih lanjut dapat mengunjungi web resmi Squid di www.squid-cache.org atau di situs wikipedia.
Kali ini saya hanya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman saya menggunakan squid proxy dan perkenalan saya dengan si cumi-cumi handal ini.
Selama beberapa tahun terakhir saya memang konsen untuk mengembangkan dan belajar di bidang networking dan optimasi server. Sebagai seorang engineer tentu saya harus minimal mengerti dan memahami kebutuhan client dan permasalahan-permasalahanya, terutama di sisi Networking.
Sewaktu saya masih membantu di divisi Access Telkom Pontianak sebagai tenaga outsourcing, saya banyak menemukan laporan gangguan yang sebenarnya bukan berasal dari Telkom sebagai internet service provider. Melainkan kesalahan dari user sendiri. Mereka belum mengerti konsep bandwidth management , mereka belum mengerti kapasitas bandwidht yang diberikan sebenarnya sudah sesuai Quality of service namun user sendiri yang menggunakannya diluar kapasitas bandwidth yang diberikan. Disini, tentu saja saya tidak mengatakan anda salah Pak,inilah itulah dan sebagainya. Namun saya harus mampu memberi solusi. Salah satu solusinya dalah penggunaan Bandwidth Management yang baik dan Proxy server sebagai pendukung.
Setelah pelanggan-pelanggan Telkom tersebut merasakan manfaatnya , mereka tidak lagi mengeluh, terkecuali jika gangguan memang terjadi dari sisi ISP.
Sebagian besar client saya yang masih sering berkomunikasi dengan saya telah menggunakan proxy server dan merasakan manfaatnya. Proxy server ini dapat digunakan oleh siapa saja, terutama ISP - ISP kecil dengan kapasitas Bandwidth yang tidak terlalu besar, RTRW net , warnet dan perusahaan-perusahaan yang memerlukan keamanan berlapis.
Dilain waktu saya akan membagikan pengalaman dan beberapa config yang biasa saya terapkan di client , semoga diberi kekuatan untuk menuliskannya ,
0 comments: